Jumat, 12 September 2014

kisah hidup dari anak kampung yang menuntut ilmu


Add caption
Seolah menuju diruang dimensi, perubahan yang begitu drastis dari sesosok orang yang bodoh, gagap, mempunyai ciri tubuh yang jelek dan selalu menjadi bahan ejekan oleh teman-teman yang lain…
Dan anak itu adalah saya sendiri. “Oden” itulah nama julukan kecilku.. seorang anak yang lahir di desa Tinombala, sebuah desa yang dikatakan cukup kecil, dan jauh dari perkotaan,, desa yang terletak di sulawesi tengah..
Saya adalah anak dari empat bersaudara,, dan diantara empat saudara itu, hanya saya laki-laki satu-satunya,,walaupun saya anak laki-laki satu-satunya bukan berarti anak kesayangan…
keseharian waktu selalu diisi dengan mencari kayu bakar, mencari kelapa dan menjualnya, membantu orang tua di sawah.
Itu adalah kisah singkat masa kecilku,,,,
Karakter masa kecil yang begitu pendiam.. dan kurang berteman,, ketika ngomong selalu gagap.. setiap saya bicara pasti orang-orang dan teman-teman selalu menertawakanku,..
Setiap hari selalu mendengar ejekan dari teman-teman… oden elek (bahasa jawa) artinya oden jelek,,, bocah gagap ini selalu mendengar cibiran dan ejekan dari teman-teman… saya merasa terasingkan, mulai kurang bergaul, sangat tertutup..
Tapi orang tua saya selalu memberi semangat,, “SING SABAR LE” (SABARLAH NAK) , itu yang selalu ayah tanamkan dalam diri saya…
Karena saya orang yang terbilang otak yang lemah, orangtua saya menyekolahkan saya di umur 8 hampir 9 tahun,, sedangkan teman-teman saya lainnya sudah ada yang kelas dua,,,
Awal pertama sekolah saya sangat malu sama teman-teman… karena saya umurnya selisih lebih tua 1 tahun daripada mereka,, setiap berangkat sekolah teman-teman selalu diantar oleh orangtuanya,,, tapi saya jarang diantar sama bapak ataupun ibu saya,,,
Setiap malam saya diajar mengaji oleh ayah saya sendiri,, lantaran terlalu bodohnya saya paling tidak lancar dalam membaca Al-qur'an,, tapi usaha orangtua saya tidak pernah patah semangat.. selalu berusaha, mengajarkan saya untuk bisa membaca Al-qur’an..
Semoga kedua orangtua saya, selalu dilindungi Allah dan diberi kesehatan,,,Aamiin..
Dulu waktu saya masih SD, masih sistem caturwulan,, budaya di sekolah kami SD Impres I Tinombala, ketika pengumuman sekaligus pembagian rapor, selalu mengumpulkan siswa kelas 1 sampe kelas 6.. bahkan mengundang orangtua wali.
Yang anehnya, pengumuman itu menyatakan kalau saya juara satu,, ayah saya menangis melihat anaknya juara satu,, mungkin beliau tidak begitu percaya melihat anaknya yang selama ini bicara gagap, selalu diejekin, bisa mendapatkan juara satu,,,
karena ayah menangis, sayapun ikut menangis.. orang-orang smuanya terdiam melihat kami..
Ya Allah, saya belum sempat memohon kepadaMu.. tapi Engkau telah memberikan anugerah yang begitu besar dimasa kecilku…
Lanjut cerita, setelah saya lulus SD orangtua memberikan pilihan pengen sekolah dimana,, dan saya memilih di MTsN Kotaraya… hanya di kotarayalah satu-satunya sekolah Tsanawiyah di daerah saya,, jaraknya sekitar 8-10 kilometer dari kampung saya,,
Selama perjalanan menuntut ilmu di Tsanawiyah, saya selalu ditemani sama kawan terbaik saya “ SI ONTEL”.(sepeda ontel). walaupun sering rusak, sering bocor, sering putus rantainya,, tapi selalu bersemangat mengantarkan saya selama 3 tahun.. selalu setia mengantarkan saya,,
Kami dari desa tinombala yang sekolah MTsN Kotaraya sekitar 8 orang… kami selalu pulang bersama..
Perjalanan yang begitu jauhpun selalu kami tempuh setiap hari, perjalanan di bawah panasnya terik matahari, ketika hujan kami tetap memilih melanjutkan perjalanan daripada berteduh (karena menghindari banjir di sungai), naik turun tanjakan, menyebrangi sungai..
Bahkan ketika sedang banjir, sungai tinombala tidak bisa dilewati, kami rela menunggu sampai air surut.. bahkan kami sering menunggu air surut hingga jam setengah 10 malam. Tapi itu semua, tidak meenyurutkan semangat saya untuk tetap sekolah..
Masa Tsanawiyah pun sudah berakhir begitu saja.. terpisah dengan teman2.. dan harus mencari teman-teman baru..
Saat itu karakter saya mulai berubah, mulai senang bergaul, banyak teman.. yang lucunya gagap yang saya miliki dari kecil hilang begitu saja tanpa saya sadar..
Masa remaja mulai datang,,!!!
Dan waktu itu saya melanjutkan sekolah di MAN Tomini,,, sekolah yang terletak di Desa Kayu Agung (yang kini jadi desa Sumber Agung)..
Perjalanan saya waktu sekolah di Aliyah, cukup menyenangkan.. mungkin lantaran menikmati masa remaja……
Banyak teman dan akrab sama guru-guru…
Masa menegangkanpun mulai menyapa perlahan.. masa dimana siswa kelas III dalam menghadapi Ujian Nasional… les sore adalah jadwal tambahan dari pihak aliyah dalam menghadapi Ujian Nasional…
Setiap sore, saya tidak pernah pulang.. lebih baik saya menunggu disekolah sampe waktu les sore datang.. walaupun saya rela untuk tidak makan seharian..
guru-guru selalu memberi motivasi, rajin shalat, banyak berdoa, banyak belajar,,, itu adalah kunci sukses..
Sayapun tidak mau melewatkan pesan guru begitu saja.. saya selalu puasa senin kamis, shalat tahajud, giat belajar, selalu berdoa..berharap agar diluluskan Ujian Nasional
Ketika masa itu saya baru terfikirkan tentang hidup saya,,
Saat itu ayah, bertanya sama saya,,, rencana kamu gimana mir?? Pengen kuliah atau pondok dipesantren??
Tanpa pikir panjang saya jawab,, “saya pengen kuliah pak”,, dengan nada pelan..
Ayahpun hanya menjawab,, y udah,, kalau memang kamu pengen kuliah motor bapak nanti bapak jual saja, buat biaya kuliah kamu,,, saya sempat berfikir.. Ya Allah begitu besar pengorbanan ayah saya, motor yang selama ini yang mengantarkannya kekebun untu mencari rejeki dijual demi anaknya karena ingin sekolah..
Entah kenapa sangat sulit keluar dari mulut saya sendiri untuk mengatakan“makasih pak”…
Mulut terasa terkunci, padahal hati saya ingin bicara terimakasih,,, (terharu melihat pengorbanan orangtua)
Saya semakin bersemangat untuk berdoa dan Ikhtiar,, harapan yang begitu besar untuk lulus  Ujian Nasional dan melanjutkan kuliah… pengorbanan orangtua yang begitu besar yang rela harus menjual motor kesayangannya untuk biaya kuliah anaknya.,,..
Waktu yang ditunggu-tunggupun datang..
Waktu dimana hasil Ujian Nasional akan segera diumumkan… teman seangkatan datang bersama orang tuanya, ada pula orang tuanya menyusul..
Pukul 13.30 tahun 2007, acara dimulai..
Ketika pembagian amplop kelulusan, semua teman-teman was-was,,, penasaran dengan hasil Ujian Nasional.. berharap semoga lulus..
MUHAMMAD AMIRUDDIN!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Giliran namaku dipanggil…
Bersama ayah saya menerima amplop.. dengan penuh kecemasan kami membuka amplop itu didepan kantor sekolah..
Setelah saya buka dan saya baca, ternyata tertulis di amplop “TIDAK LULUS”
Dunia terasa gelap, harapan terasa pupus ditengah jalan, dunia terasa tak berputar lagi, jantungpun terasa berhenti berdetak, suasana terasa sepi dan hening melihat teman-teman saling bersalaman dan memberi selamat. Sedangkan saya malah tidak lulus. saya dan ayah hanya terdiam.. ayahpun tidak bisa berkata apa-apa..
Hanya bisa memeluk saya tanpa kata,,
Ketika ayah memeluk sambil mengusap punggung saya,
Desak tangispun muncul perlahan dengan sendirinya tanpa saya sadari…
Air mata menetes perlahan… (baru kali ini saya menangis)
Yang saya sesali adalah, orang tua saya sudah terlanjur menjual motor kesayangannya hanya untuk membiayai kuliah saya,,
Sedangkan saya tidak bisa membuat mereka bahagia, saya telah membuat kecewa mereka.. saya TIDAK LULUS,,
Tak pernah sedikitpun saya menyadari pengorbanannya yang begitu besar..
Semua sudah musnah.. teman-temanpun berdatangan memeluk saya sambil menangis… melihat saya tidak lulus,,, saya merasa jauh dari kehidupan saya sendiri,, mendadak terasa asing diantara teman-teman…
Guru-gurupun semuanya memeluk saya,,, menangis dan memberi motivasi,,
Pengalaman yang begitu menyedihkan,,, dan tak bisa terlupakan..
Sempat saya mengadu sama salah satu guru saya, guru yang selama ini, cukup dekat dengan saya,,BUNANI namanya.. ( semoga beliau selalu dilindungi Allah dan selalu diberi kesehatan)
Bu,,, saya kurang apa?? Saya rajin belajar, saya tiap malam shalat tahajud, saya selalu puasa senin kamis,,, tp kenapa saya tidak lulus bu??
(Pertanyaan tuntutan yang tidak masuk akal)… ,
Ibu hanya menenagis mendengar kata-kata yang muncul dr mulut saya,,
Sambil mengelus dadaku, ibu menjawab,, “sabar ko nak”… pasti ada hikmah dibalik semua ini…

Keputusasaan yang tidak bisa terobati, stress yang memuncak, deru tangis tak pernah berhenti..
Semua satu sekolah hanya berderu suara tangis pada hari itu…
Amplop pengumuman selalu saya genggam.. setiap waktu, setiap jam, setiap siang dan malam saya membuka amplop berulang-ulang, berharap tulisan itu berubah,, TIDAK LULUS menjadi LULUS…(lantaran tidak percaya kalau saya benar-benar tidak lulus)….
Kesedihan saya perlahan mulai terobati, dengan motivasi orang tua, guru, dan teman-teman. Yang selalu member semangat untuk tetap menuntut ilmu. (semoga Allah melindunginya)..
Mau nggak mau pilihan terajhir adalah saya harus ikut PAKET C,, paket penyetaraan bagi siswa yang tidak lulus ujian nasional.. bersama teman-teman yang lain saya ikut ujian paket C,,
Selagi saya sibuk mengikuti ujian paket C, teman-teman yang sudah lulus sibuk dengan pendaftaran di ibukota provinsi (PALU),, dengan perguruan tinggi pilihannya,, Universitas Tadulako, STAIN, akbid, akper,, sedangkan saya masih dikampung mengikuti ujian paket C..
Saya sudah kenal salah satu senior dari UNTAD (pemantau Ujian Nasional waktu itu),, kak fahri,,
Beliau menelvon di Hp teman saya (dlu saya belum punya HP)..
Mir.. kapan kau kepalu?? Kenapa kau belum mendaftar?? Besok hari terakhir tutup pendaftaran..
Saat itu saya tercengang… 
bingung menjawab apa.
Saya menjawab, Maaf kak.. saya tidak lulus UJIAN NASIONAL… kak fahri hanya terdiam,, dan bicara ya udh mggak papa,, bisa tahun depan,, yang sabar ya,,
Kala itu ayah mendengar pembicaraan saya dengan kak Fahri,,, ayah lalu masuk ke kamarnya,,,
Trus keluar membawa plastik hitam… ( tidak tau berisi apa)
PLAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAKKK!!!!!!!!!!
Suara Plastik itu dibanting dimeja tepat didepan saya,,,
Ayah bilang,
“ kamu pengen Kuliah”?????
"Kamu pengen merantau??"
"Kamu pengen menuntut ilmu???"
Itu uang motor yang udah terlanjur bapak jual… ayah masih menyimpannya… sekarang kamu berangkat ke palu,, dan kuliah disana… ayah tidak berharap uang itu kamu kembalikan,, yang penting kamu pulang dengan banyak ilmu..
SUBHANALLAH…!!!!! Begitu dalam pesan ayah, hatiku tersentuh.., begitu besar pengorbanannya…
Saya langsung meluncur ke desa mensung sore itu, menuju ke kediaman panitia pelaksana paket C , meminta surat keterangan mengikuti paket C..
Setelah sampe di rumah saya berkemas berangkat malam kepalu malam itu juga,,
Berangkat dengan bermodalkan uang hasil penjualan motor, surat keterangan paket C, pakaian seadanya…
Ketika pamit, hanya ibu yang bisa saya pegang dan cium tangannya, dan saudara kandung saya,,,,
Saya Tanya sama ibu, mak, endi pa’e mak (mama, bapak dimana)??
Saya tidak tau ayah bersembunyi dimana… waktu itu ayah, tidak mau menampakkan diri,, ketika saya pergi..
Perjalanan dalam mobil bus, saya selalu teringat pesan ayah..
“AYAH TIDAK BERHARAP UANG ITU KAMU KEMBALIKAN,, YANG PENTING KAMU PULANG DENGAN BANYAK ILMU”..
Sepanjang perjalanan, kata kata itu yang selalu saya pikirkan….
Sekitar pukul 04.30 sampailah perjalan saya diterminal mamboro palu… waktu itu pas shalat subuh,,,
Berhubung belum punya kos-kosan, saya ngojek langsung menuju kampus UNTAD..
Kampus untad masi gelap.. belum buka.. ( masi jam 05.00)..
Saya menunggu di teras rektorat hingga jam 08.00, waktu buka pendaftaran terakhir,,
Ternyata masih banyak juga yang lambat seperti saya,,, padahal mereka lulus,,,
Antrian panjangpun terjadi,,, Saya langsung siapkan ijazah andalan saya,, IJAZAH PAKET C dan berkas lainnya..
Sekarang giliran saya urus berkas,, ketika memasukkan berkas, panita melihat berks saya dan mengatakan “ maaf de, PAKET C tidak berlaku tahun ini”….
Seolah harapanku untuk kuliah hilang begitu saja… uang motor dari ayah seperti tak berguna…
Saya langsung duduk dibawah pohon Johar, sambil meratapi nasip saya…
Ada seorang senior , gondrong,!! Datang menyapa.. de kau kenapa?? Sapanya!!
Katanya paket C tidak berlaku tahun ini kak,,,jawabku
Setelah itu saya diuruskan dan akhirnya berkasku masuk,, saya tinggal melengkapi keuangan,,
(Semoga senior itu selalu diberi kesehatan, hingga saat ini senior itu tidak pernah ketemu saya lagi)..
Jam 16.30 saya selesai mengurus berkas pendaftaran… saya disuruh menuju difakultas MIPA jurusan Biologi.. untuk mengikuti materi sekaligus pengembilan formulir ormik,,
Padahal saya tidak tau MIPA itu dimana.. ketika saya sudah menemukan Gedung MIPA, ternyata sudah pra ormik… panita yang melihat saya terlambat, langsung membentak saya,,
PUSH UP!!!!!
MERAYAP!!!!!
Sambil marah, mereka mengatakan, kau itu sudah lambat, gondrong, bagaya lagi…
Saya melihat teman-teman sudah botak semua… akhirnya kakak panitia mencukur rambut saya.. cukuran mirip jalan tikus,, compang camping…
Baju gelepotan dengan lumpur..
Setelah shalat magrib, acara sdh selesai…
Waktu itu teman-teman  pulang masing-masing, ada juga yang dijemput orang tuanya,,
cobaan pun datang lagi, Terus saya mau pulang kemana?? Saya kan belum punya tempat tinggal??? (bertanya dalam hati)
Saat itu saya menuju perdos (daerah perumahan yang paling dekat dengan kampus UNTAD).
Saya keliling perdos untuk mencari kos-kosan.. dan akhirnya saya dapat kos-kosan seharga 60rb perbulan, kos dengan lebar 2x4 mater dan lampu balon hanya 5 waat.,, bayangkan,, betapa sempitnya kos itu,,
Tapi saya cukup bersyukur, setidaknya dapat tempat untuk berteduh dan istirahat,,,
Ibu kos melihat saya bersih-bersih.. beliaupun langsung bantu-bantu saya mebersihkan,, mungkin karena kasihan..
Kebiasaan dan mungkin sudah menjadi budaya diperdos yang harus saya ikuti aturannya, saat saya mau mandi, ternyata air tidak mengalir,, dan ternyata air diperdos dijatah 1 minggu 2 kali mengalir (bongkar kartu)..
Ya Allah,, begitu besar cobaan yang telah engkau berikan…. Tidak lulus Ujian Nasional, pertama ke palu, mau mandi tidak ada air,,,
Malam itu saya tidak mandi.. hanya duduk manis di teras depan kos… sambil menangis,,
“SAYA RINDU AYAH, SAYA RINDU IBU, SAYA RINDU KELUARGA, SAYA RINDU KAMPUNGKU..SAYA INGIN PULANG”…
ingin rasanya telfon orangtua, tapi belum punya hp,,,
Lengkap penderitaan malam itu,,,,,
Hari pertama kuliah, saya langsung dipecayakan sebagai ketua tingkat (ketua kelas)..
Lucunya kebiasaan saya waktu di MAN Tomini saya bawa di kampus,,,
Ketika dosen masuk kelas, saya langsung berdiri dan berteriak..
BERDIRIII!!!!!!!
BERI SALAM!!!!
 Teman-temanpun menjawab dengan ragu-ragu, ASSALAAMUALAIKUM WAROHMATULLAHI WABARAKAATUH..
Setelah itu sya diketawakan sama teman2…
Setelah berjalan beberapa bulan saya mulai beradaptasi,, saya mulai bergaul dengan teman-teman baru dan menyesuaikan bahasa.
suatu ketika saya dipanggil oleh Dekan FMIPA UNTAD, menyarankan saya agar tinggal di kampus,,, saya berfikir ,, Alhamdulillah mumpung gratis, apalagi ruangan yang disediakan, berAC, Komputer, TV..
Saya kuliah dengan penuh semangat, walaupun awalnya agak canggung dengan teman-teman, tapi sudah mulai terbiasa…
Karir saya mulai terlihat,, Awal semester saya mendapatkan beasiswa PPA, padahal waktu pendaftaran beasiswa, saya tidak yakin untuk lulus beasiswa..
Saat penyetoran berkas beasiswa, pihak Tata Usaha heran melihat Ijazah saya,, tertulis Paket C..
LULUSAN PAKET C KAMU MIRRR????? Tanya pihak TU,,
Saya pun dengan malu menjawab Iya bu,,,
Dan ternyata saya malah lulus Beasiswa…
Uang hasil beasiswa saya langsung membeli 2 buah HP … untuk orang tuan dan untuk saya sendiri ,,, setelah itu saya bisa saling memberi kabar dengan keluarga di rumah,,, setidaknya buat obat rindu..
Beberapa semester kemudian saya dipercayakan menjadi ketua himpunan (HMB FMIPA UNTAD).. karir yang tidak saya sangka-sangka…ternyata karir saya dalam berorganisasi mulai Nampak.. bukan hanya itu, saya dipercayakan menjadi dewan penasehat diorganisasi-organisasi UKM FMIPA.
Saya sering menjadi perwakilan dari UNTAD, mengikuti Event-event Nasional,,, Manado, Balikpapan, Tarakan, Palopo…
Setelah menjabat jadi ketua himpunan, saya dipercayakan oleh teman-teman Fakultas menjadi Presiden Mahasiswa (KETUA BEM FMIPA UNTAD)… saking asyiknya berorganisasi, saya smpai lupa kalau kuliah saya hampir 6 tahun,,, padahal saya sering diingatkan oleh Dekan, Pembantu dekan, Ketua jurusan agar cepat menyelesaikan Studi,, (mungkin lantaran terlalu susah masuknya.. jadi memuaskan diri untuk kuliah)..
Setelah masa jabatan ketua BEM berakhir, saya mulai fokus mengururus skripsi…
Dan akhirnya saya menyandang sebagai seorang sarjana S1 tahun 2013 dengan predikat 3,23.. predikat yang cukup memuaskan bagi saya..
Dan tidak disangka ratusan mahasiswa berbondong-bondong memberi selamat atas gelar s1 saya. baik teman-teman organisasi di semua fakultas, dan junior saya. (mungkin lantaran terlalu lama dikampus dan banyak organisasi, jadi banyak yang kenal)..
Setelah itu saya mendapatkan Beasiswa BPPDN untuk melanjutkan studi,, saya gol beasiswa S2 di ITB (Institut Teknologi Bandung),,
Perguruan tinggi yang mendapat predikat terbaik se  Indonesia,,,
Beasiswa yang membiayai saya 100% bebas biaya kuliah dan mendapat biaya hidup 3 juta perbulan.. saya sangat bersyukur dengan anugerah yang telah diberikan untuk saya dari Allah.. ini berkat kerja keras dan do’a dari saya dan ortu saya,,
Dari orang yang saying sama saya,, teman2, guru, dan keluarga yang selalu memberi motivasi saya…
Hingga saat ini saya masih menjalani studi S2 saya di ITB, Institut yang selama ini saya impikan,, akhirnya tercapai juga,,,
Bagi teman-teman, atau adik-adik, mungkin ini pengalaman saya,, semoga bisa menjadi bahan inspirasi dan motivasi buat kalian,,
Bahwa kesuksesan tidak dilihat dari keluarga mana dia dilahirkan, ..
Buktinya,,!!!!
Saya, seorang anak yang terlahir dari perkampungan yang kecil, terlahir dari keluarga sederhana, ketika berbicara GAGAP, selalu diejekin oleh teman-teman, tidak lulus UJIAN NASIONAL,.. akhirnya bisa membuktikan bahwa saya bisa,,,
Masih banyak orang-orang di luar sana yang lebih parah dan lebih deras badai yang dia hadapi, lebih banyak batuan dalam perjalannya…
Saya hanya salah satu orang yang orang yang selalu berteman dengan cobaan itu…
Kadang masalah menjadi teman terbaik untuk mendidik kita menjadi kuat, dan mampu menghadapi terjangan dari badai..
Janganlah perdulikan seperti apa hidupmu,, tapi lihatlah masa depanmu,,
Tetap selalu semangat, kerja keras, tak kenal menyerah, dan selalu memohon do’a orangtua…~!!!!

Bandung, 11 September 2014
Muhammad Amiruddin



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut